Jumat, 18 Desember 2009

6 Strategi Penting Membangun Kesetiaan Pelanggan

Meluangkan waktu untuk mengenali pelanggan akan membantu Anda mendapatkan keuntungan jangka panjang. Angin "yang merupakan perubahan". Kondisi perekonomian, Presiden baru, kegagalan sistem finansial, harga fluktuatif dan tingginya pengangguran membuat kita berhenti sejenak dan mengevaluasi peluang untuk mengurangi pengeluaran dan mengoptimalkan kinerja kita.

Karena perekonomian yang fluktuatif, mengendalikan pengeluaran dan mengomptimalkan level servis dari rekanan dan vendor menjadi fokus bagi kebanyakan pelanggan. Kita harus sensitif dengan "angin perubahan" ini dan memperkaya pengalaman konsumen setiap kali kita berinteraksi dengan mereka.

Kita harus kembali ke dasar melayani konsumen dan melakukan tindakan jika ada perbedaan. Tindakan sederhana – mendengarkan dengan sabar, terima kasih, update status yang cepat (meski Anda tidak memiliki update untuk diberikan – kenyataannya Anda menginformasikan pada mereka bahwa Anda sedang menangani masalah mereka) dan senyuman yang bisa terdengar di telepon adalah hal sederhana yang bisa kita lakukan setiap hari agar bisa bertahan dalam kompetisi.

Seni keramah-tamahan bisa jadi sangat menguntungkan, tapi diperlukan praktek dan upaya. Agar berhasil, terlebih dahulu Anda menitikberatkan pada layanan pelanggan, selalu menunjukkan bahwa Anda peduli dengan isu-isu mereka. Meski pelanggan tidak selalu benar, tapi kita setuju bahwa mereka bisa saja salah. Perlakukan setiap orang dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Namun, bisnis bukan tentang kita- tentang memberikan pelayanan pada pelanggan dan kenyataan yang lebih penting saat ini adalah ketika kita mengendalikan perubahan angin. Berikut adalah 6 strategi saat diaplikasikan, akan melibatkan layanan pelanggan Anda pada level berikutnya – kesetiaan pelanggan.

Strategi # 1: Kenali pelanggan Anda

Pelanggan datang dengan berbagai karakter, keinginan, kebutuhan dan harapan yang berbeda. Penting untuk mengetahui apapun yang bisa Anda lakukan terhadap pelanggan untuk memastikan apa yang Anda tawarkan sangat berharga. Dari informasi dasar, nama, alamat, posisi, dan area tanggung jawab sampai pada keinginan, kebutuhan dan tekanan serta apapun yang muncul, penting untuk memahami pelanggan Anda untuk memperkaya komunikasi, artikulasikan proposisi Anda dan mengembangkan dasar untuk membangun kepercayaan.

Strategi # 2: Mengembangkan strategi pelanggan

Perusahaan mengeluarkan banyak waktu dan uang untuk mengembangkan rencana strategi untuk solusi teknologi, strategi operasional dan strategi finansial tapi jarang mengembangkan strategi pelanggan. Mengembangkan rencana yang baik untuk memperkaya pengalaman masing-masing klien yang akan mengungkap area perbaikan dan area dimana Anda akan mencapainya akan mempermudah Anda dalam menerjemahkan ke klien lain. Dengan menulis strategi untuk masing-masing klien dan personalisasi strategi tersebut berdasarkan apa yang Anda ketahui tentang pelanggan (Strategi #1)Anda akan mengingat pendekatan dan filosofis yang sistematis yang mudah diikuti perusahaan.

Strategi # 3: Memberikan Apa yang Anda Janjikan

Pelanggan membeli produk atau jasa Anda berdasarkan janji yang telah Anda atau perusahaan buat. Pastikan Anda selalu memberikan jasa dan karenanya perlu memelihara kepercayaan dengan pelanggan Anda. Pelanggan ingin membeli dari perusahaan atau seseorang yang mereka percayai untuk menyampaikan produk atau jasa yang mereka butuhkan dan dengan nilai yang mereka harapkan. Menurut buku, Penjualan Berbasis Kepercayaan, Kepercayaan terdiri dari empat faktor:
Kredibilitas, Reliabilitas, Keakraban, dan Orientasi Diri. Kombinasi dari faktor-faktor ini jika digunakan dengan kombinasi yang tepat akan mengembangkan hubungan dengan pelanggan untuk menjalin hubungan jangka panjang dalam waktu lama.

Strategi # 4: Edukasi Staff

Edukasi front lines dengan pengetahuan terhadap pelanggan. Karakteristik pelanggan, apa yang mereka beli, janji yang dibuat dan melatih staf Anda, tidak hanya memberikan pengetahuan layanan pelanggan. Karakteristik pelanggan, apa yang mereka beli, janji yang dibuat dan melatih staf Anda tidak hanya memberikan layanan pelanggan tapi bagaimana melakukan sesuatu yang lebih. Mereka harus tahu bagaimana bereaksi di segala situasi dan memberdayakan untuk merespon permintaan pelanggan. Mereka harus tahu bahwa tidak masalah jika mengatakan tidak tahu jawabannya pada pelanggan, tapi akan segera mencari tahu jawabannya dan menginformasikan pada mereka. Layanan pelanggan adalah budaya dan sebuah tema yang harus diserap di seluruh organisasi.

Strategi # 5: Lebih Dari yang Dijanjikan dan Memberikan Lebih

Pastikan Anda memberikan layanan pelanggan dengan baik. Di pasar saat ini, servis telah menjadi kata kunci di setiap perusahaan, tapi penting untuk memahami bahwa layanan pelanggan adalah dasar harapan dan tidak dianggap sebagai nilai tambah. Layanan pelanggan tidak lagi sebagai kunci pembeda tapi lebih dari sekedar panggilan tugas, yang akan membedakan Anda.

Baru-baru ini saya mendengar cerita pemilik toko retail yang menjual pakaian wanita, pengunjung di tokonya mencari tempat untuk makan. Pemilik toko tidak hanya memberikan rekomendasi tapi juga menelpon dan membuat reservasi atas nama pelanggannya – Dia melakukan sesuatu yang lebih. Ini adalah peluang yang besar untuk memberikan lebih dari yang dijanjikan dan diberikan. Pisahkan diri Anda dari kompetisi dan menjadi unik. Menjadi kreatif dan personalisasi servis Anda secara spesifik untuk pelanggan individu Anda.

Satu ukuran tidak selalu sesuai dalam kasus ini dan menawarkan layanan pelanggan yang pribadi akan membantu Anda dalam mengembangkan keunikan merk.

Strategi # 6: Mempermudah Pelanggan Anda untuk Berbisnis Dengan Anda

Tinggalkan semua tebakan dan mempermudah pelanggan untuk berbisnis dengan Anda. Membuat staf melalui proses dan alur yang sama yang akan dilakukan oleh pelanggan sehingga mereka akan mengalami hal seperti yang diharapkan. Membuat penyesuaian pada proses Anda jika diperlukan dan berada pada posisi pelanggan dan pahami bagaimana layanan Anda dievaluasi dari mata pelanggan. Apakah mudah meminta produk atau jasa Anda? Bagaimana jika terjadi masalah? Apakah peningkatan masalah mudah terjadi?Apakah mudah untuk mengecek status? Apakah harus menunggu lama? Apakah ada konsistensi setiap kali pelanggan menghubungi? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting yang harus Anda pahami untuk mempermudah pelanggan berbisnis dengan Anda.

Dengan meluangkan waktu untuk menerapkan beberapa atau keseluruhan strategi ini, Anda akan menciptakan budaya yang menjunjung tinggi layanan pelanggan. Dengan mengedukasi tim Anda terhadap ekspektasi dan memberikan peta untuk melakukan servis yang Anda harapkan, tidak hanya akan membuat pelanggan lebih loyal, tapi juga membuat bisnis Anda lebih menguntungkan. Seperti yang diutarakan pelanggan yang senang akan membeli lebih banyak dan menceritakan pengalamannya pada temannya. Gunakan peluang tersebut untuk membangun brand Anda!

***

Oleh Kellie D'Andrea adalah pencipta sistem BLAST dan menerbitkan "The Marketing Edge" pemenang penghargaan FREE ezine untuk pengusaha kecil yang ingin mencapai nilai kompetitif dengan stratejik marketing dan teknik branding yang terbukti bisa diterapkan

Sumber: http://www.kelliedandrea.com
Diterjemahkan oleh: Iin – Tim Pengusahamuslim.com

(http://pengusahamuslim.com/strategi-bisnis/pelayanan-pelanggan/750-6-strategi-penting-membangun-kesetiaan-pelanggan.html)

Selasa, 08 Desember 2009

Bagaimana Memilih Bisnis yang Tepat

Untuk menentukan jenis usaha apa yang cocok untuk Anda, mulai dengan apa yang Anda ketahui. Jika Anda menghabiskan 20 tahun bekerja sebagai akuntan atau Anda hobi membuat mainan kayu, pertimbangkan pengalaman tersebut menjadi usaha yang menjanjikan. Tidak menutup kemungkinan Anda menemukan ide usaha yang besar di depan mata Anda. Lihat sekitar tempat kerja Anda. Apakah Anda melihat kebutuhan yang belum terpenuhi atau cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu? Jika demikian, Anda punya benih untuk usaha yang menguntungkan.

Berikut adalah beberapa panduan yang membantu Anda untuk memilih bisnis yang tepat:

1. Lakukan apa yang Anda cintai. Penting untuk memilih usaha yang Anda nikmati untuk dijalankan. Saya tidak bisa memberikan penekanan yang lebih pada poin ini. Banyak orang yang memulai usaha dengan alasan yang salah: menjadi kaya. Memang ada benarnya jika banyak jutawan di negeri ini yang mendapatkan kekayaannya dari usahanya sendiri, yang seharusnya bukan satu-satunya motivasi Anda untuk memulai usaha. Jika Anda tidak menikmati apa yang Anda lakukan, Anda tidak akan sukses, setidaknya dari sudut pandang mental. Memang, penghargaan secara finansial adalah hal yang luar biasa, tapi beban mental mengerjakan usaha yang tidak bisa dinikmati adalah harga yang sangat tinggi yang harus dibayar. Saya sering berbicara dengan para pengusaha yang bisnisnya sukses, namun tidak bahagia dikarenakan mereka sendiri yang menyebabkannya. Jika Anda tidak menikmati apa yang Anda kerjakan, usaha akan menjadi beban, bukan kenikmatan.

2. Jangan menemukan kembali roda, tapi buatlah menjadi lebih baik. Banyak pengusaha baru yang menganggap mereka harus hadir dengan ide usaha baru agar sukses. Ini tidak sepenuhnya benar. Kebanyakan usaha tidak dilahirkan dari inovasi, tapi kebutuhan. Alih-alih mencoba menghadirkan ide yang bisa merubah dunia, perhatikan sekeliling Anda dan lihatlah dimana ada celah kebutuhan atau konsep bisnis yang perlu perbaikan.

Banyak usaha sukses yang dilakukan dengan konsep usaha yang sudah mapan dan membuatnya menjadi lebih baik. Pizza Domino bukanlah satu-satunya yang menawarkan jasa antar ke rumah, tapi satu-satunya yang menjamin pizza dihantar masih panas dan diterima dalam waktu 30 menit atau kurang. Amazon.com bukanlah perusahaan pertama yang menjual buku, tapi salah satu yang pertama yang memberikan kenyamanan membeli buku dari rumah, meskipun Anda sedang bersantai di rumah.

3. Fokus pada ceruk. Banyak usaha yang gagal karena mencoba terlalu banyak hal. Kemampuan untuk menyediakan ribuan produk dalam satu atap sesuai untuk Wal-Mart, tapi tidak untuk kebanyakan usaha baru. Cobalah menentukan cerek yang Anda sukai dan pikirkan untuk memulai usaha dari sana. Jika Anda suka bekerja diluar ruangan, pertimbangkan terjun di bisnis lanskap. Jika Anda menikmati bekerja dengan angka, pertimbangkan untuk bekerja sebagai akuntan. Fokus pda ceruk dan jadilah ahli di bidangnya.

4. Pertimbangkan opsi franchise. Banyak pengusaha baru yang mempertimbangkan untuk membeli franchise daripada memulai usaha dari awal. Franchise adalah langkah yang baik untuk melalui proses karena mereka yang bekerja keras untuk Anda. Mereka sudah memiliki model usaha yang teruji, panduan baku untuk menjalankan usaha, menghabisan jutaan dollar untuk membangun brand dsb. Membeli franchise membutuhkan dana yang besar dengan proses yang tidak sederhana. Nasehat terbaik yang bisa saya berikan adalah teliti franchisor dengan baik dan peluangnya, gunakan pengacara untuk melakukan deal dan membaca perjanjian franchise.

5. Ketahui apa yang membedakan Anda dengan pesaing. Jika bisnis sudah dipenuhi dengan banyak perusahaan lain yang melakukan hal yang sama seperti yang Anda inginkan, peluangnya adalah Anda akan gagal jika berhadapan dengan persaingan yang sudah ada. Agar berhasil dalam persaingan yang ketat, Anda harus melakukan sesuatu agar nampak menonjol. Jika Anda tidak bisa dengan cepat dan mudah membuat pembedaan diri Anda dai pesaing yang besar, lebih baik Anda memilih usaha lainnya.

6. Yang terpenting, luangkan waktu Anda. Pertimbangkan untuk mengerjakannya paruh waktu ketika Anda masih bekerja (dan mendapatkan pemasukan) yang masih bisa diAndalkan. Berbicara dengan teman dan rekan yang menggunakan produk atau jasa yang akan Anda berikan untuk melihat apakah mereka bisa menjadi pelanggan Anda.

Bisnis apapun yang Anda pilih untuk memulainya, saya sarankan untuk meluangkan waktu untuk mendapatkan informasi yang lengkap.

***

Oleh Tim W. Knox
Sumber: www.enterpreneur.com

Diterjemahkan oleh: Iin - Tim Pengusahamuslim.com

(http://pengusahamuslim.com/kewirausahaan/entrepreneurship/672-bagaimana-memilih-bisnis-yang-tepat.html)

Sabtu, 05 Desember 2009

Strategi Alternatif Bagi yang Ragu Menjadi Pengusaha

Kemampuan untuk sukses sebagai pengusaha adalah salah satu pengalaman yang tidak ternilai yang dinikmati seseorang. Melihat produk Anda terpajang di rak merupakan hal yang menakjubkan. Mengetahui bahwa produk Anda bermanfaat bagi orang lain merupakan hal yang sangat berharga. Di balik penghargaan secara materi, pengetahuan dimana Anda bisa mencapai level keberhasilan, dimana orang lain enggan melakukannya merupakan berkah yang signifikan.

Jadi apa yang dilakukan oleh penemu, pencipta untuk memajukan peluang mereka jika mereka tidak memiliki ketrampilan wirausaha. Dalam usaha konsultasi yang saya geluti, saya melihat sejumlah peluang penempatan produk yang besar dan sebaliknya ada sejumlah kecil potensi pengusaha sukses. Ini sangat berat bagi siapapun untuk melangkah keluar dari zona nyaman dan benar-benar memakai baju baru. Ini adalah satu alasan dimana hanya ada sedikit pengusaha dan banyak pemimpi. Namun, ada peluang dan strategi yang bisa mengatasi batasan personal pengusaha.

Ada sejumlah jasa konsultasi yang mampu, memiliki legitimasi yang biasa menangani peluang usaha bagi para investor. Mereka mampu melakukan banyak pekerjaan yang bagi kebanyakan orang enggan melakukannya. Seorang konsultan yang baik akan menghemat waktu, uang, dan meminimalkan kesalahan klien. Pastikan Anda mewawancara lebih dari satu perusahaan, tanyakan referensi terdahulu dan terbaru, minta contoh produk yang sudah dikembangkan perusahaan.

Seorang konsultan yang efektif harus mampu menawarkan strategi pelaksanaan sebelum investor mengeluarkan uangnya. Perusahaan harus mampu melakukan, atau memiliki akses ke profesional sehingga bisa melakukan setiap elemen aspek proyek yang dibutuhkan. Jika investor memiliki ketrampilan tertentu, (ketrampilan untuk menata keuangan, engineering, pembuatan 3D CAD, dsb). Konsultan yang mumpuni harus bisa bertindak selaku projects managing consultant (menangani setiap aspek pengembangan, sales, marketing, produksi, negosiasi, dsb). Seringkali investor hanya membutuhkan mengerjakan tugas tertentu yang spesifik, di area dimana mereka tidak memiliki pengalaman atau tantangan. Ini termasuk sales dan marketing.

Seorang konsultan harus mampu memberikan strategi terbaik dengan jelas, peluang dan batasan proyek yang mungkin dihadapi. Mereka harus realistis dalam mengakses potensi kesuksesan.

Banyak investor pernah mendekati saya dan tanpa ragu menyatakan mereka membutuhkan sejumlah uang. Saya belum pernah bertemu seorang investor yang bisa memperkirakan sejumlah uang yang mereka PIKIR dibutuhkan. Mereka hanya menebak dan belum melakukan riset penting yang dipersyaratkan untuk mengukur kebutuhan finansial sesungguhnya.

Banyak investor yang percaya bahwa mereka perlu meningkatkan jumlah dana untuk menyelesaikan pengembangan, produksi dan menjual produk mereka. Jarang ada yang melakukan hal ini. Yang sering terjadi prototype bisa dijual atau dibuatkan lisesnsi, memasuki kerjasama stratejik, atau membentuk kemitraan. Ini merupakan beberapa stratagi yang bisa dipertimbangkan oleh konsultan yang kompeten.

Sebagai investor dengan peluang potensi komersial, penting bagi Anda untuk tetap fleksibel dan realistis. Saat saya bertemu dengan seorang investor yang sudah mengerjakan proyeknya selama bertahun-tahun, saya menjadi sangat khawatir. Ini merupakan tanda bahwa mereka menginginkan kontrol yang lebih serta dengan harapan finansial yang tidak realistis.

Jika konsultan sudah tersedia, ada banyak sumber potensial yang membantu investor. Saat ini banyak universitas yang memiliki program studi kewirausahaan dan menawarkan mentoring. Juga, banyak pemerintahan lokal/regional yang mengorganisir program pengembangan usaha kecil, dimana diakui bahwa usaha kecil adalah pemicu pertumbuhan pekerjaan dan pendapatan pajak.

Hanya karena Anda tidak memiliki ketrampilan kewirausahaan tidak berarti menghilangkan peluang usaha kreatif dari potensi pasar. Namun, uang dan peluang selalu menarik teknologi, produk, dan jasa baru. Dapatkan bantuan profesional untuk mendorong proyek dan nikmati potensi pendapatan yang signifikan yang dihasilkan dari apakah produk dijual di berikan lisensi atau kemitraan.

***

Oleh Geoff Ficke
Sumber: www.articlebase.com

Diterjemahkan oleh: Iin - Tim Pengusahamuslim.com

(http://pengusahamuslim.com/kewirausahaan/entrepreneurship/634-strategi-alternatif-bagi-yang-ragu-menjadi-pengusaha.html)

Kamis, 03 Desember 2009

Tip Layanan Pelanggan yang Sempurna

Jika Anda ingin bisa bertahan dalam persaingan dan menawarkan layanan pelanggan yang benar-benar baik, berikut 10 tips untuk membantu Anda.

Ada dua cara untuk menyelesaikan setiap masalah. Solusi tercepat adalah menjaga pelanggan, membuatnya senang, dan melanjutkan hari Anda.

Namun, ada alasan terjadinya masalah. Anda harus mempetimbangkan bagaimana pencegahannya supaya tidak terjadi lagi. Bisnis Anda akan lebih efisien dan pelanggan akan lebih bahagia.

1. Perlakukan pelanggan sebagaimana seharusnya. Artinya memperlakukan mereka dengan bermartabat dan tidak merasa kesal karena mereka sudah menyela hari Anda. Juga berarti mengharapkan mereka untuk memiliki tanggung –jawab. Terlalu banyak bisnis yang meyakini bahwa layanan pelanggan berarti tunduk pada setiap pelanggan yang memiliki keluhan. Cara ini memang cepat menyelesaikan masalah pelanggan yang marah, tapi bukan solusi terbaik. Tahu kapan ada masalah yang harus segera diperbaiki dan perbaiki dengan baik, tapi jangan biarkan orang lain menginjak-injak Anda.

2. Lakukan sesuatu untuk meminimalkan masalah agar pelanggan menyukai Anda. Jika terjadi masalah, dan Anda melakukan sedikit lebih banyak bantuan pada pelanggan, dia akan mengingatnya. Anda akan mendapatkan bisnis berulang dan iklan dari mulut ke mulut jika Anda melakukannya dengan lebih baik.

3. Jangan membuat alasan. Jika itu memang kesalahan Anda, akui. Jangan melimpahkannya pada pelanggan, situasi, supplier lain, atau posisi diatas Anda. Anda akan merasakan perbedaan yang besar saat Anda mengatakan "Telah terjadi kesalahan, tapi saya akan memperbaikinya." Pelanggan akan melihat Anda dengan cara yang berbeda jika Anda tidak membuat alasan.

4. Jangan mudah tersinggung! Ini yang seringkali dilupakan karena pelanggan menujukan kekesalannya pada Anda. Namun, pelanggan marah karena situasinya, bukan secara khusus marah pada Anda. Menjadikannya masalah pribadi hanya akan menambah kekesalan pada situasi dan semakin sulit memperbaiki masalah.

5. Dengarkan pelanggan Anda. Jangan berasumsi Anda tahu apa yang mereka inginkan. Mungkin ada beberapa hal baik yang mereka katakan, meskipun mereka bukan seorang ahli. Pikirkan apa yang Anda janjikan. Mudah untuk melakukannya dan menawarkan lebih dari yang bisa Anda berikan. Jika bisnis Anda berlomba-lomba dari satu proyek ke proyek lainnya, Anda tidak bisa menawarkan jasa yang berkualitas. Jangan sampai ini terjadi. Selalu perhatikan apa yang Anda janjikan, dan jangan biarkan pelanggan berbicara hal yang tidak mungkin.

6. Biarkan pelanggan merasa sebagai prioritas. Jangan menjawab telepon saat mengisi lembar kerja – Anda seperti terganggu. Luangkan beberapa menit untuk benar-benar memberikan perhatian. Pelanggan akan merasakan perbedaannya dan hasilnya memang sepadan.

7. Menyelesaikan masalah secepatnya. Tidak seorangpun yang ingin berurusan dengan hal yang tidak menyenangkan, tapi jika Anda tidak menanggapi keluhan, tidak akan menjadikannya lebih baik. Lakukan tindak lanjut! Segera menyelesaikan masalah yang terjadi, atau setelah pelanggan menerima order yang besar, untuk mengetahui bagaimana hal-hal besar terjadi. Jangan mencoba menjual apapun saat menghubungi atau mengirim e-mail. Hanya mencari tahu apa yang perlu Anda ketahui dan diinginkan pelanggan.

***

Oleh Bill Hogg, seorang pembicara di bidang pentingnya budaya fokus pada pelanggan. Bill menguasai prinsip-prinsip, proses dan alat yang menciptakan budaya fokus pada pelanggan dan tim yang meningkatkan kinerja bisnis.

Sumber: http://www.billhogg.ca
Diterjemahkan oleh: Iin – Tim Pengusahamuslim.com

(http://pengusahamuslim.com/strategi-bisnis/pelayanan-pelanggan/743-tip-layanan-pelanggan-yang-sempurna-.html)

Rabu, 02 Desember 2009

Understanding What a Risk Assessment Form Is

A risk assessment form is a form which purpose is to identify possible causes of harm and the likelihood of that harm to actually occur and what are the measures needed to be taken to reduce that likelihood before an accident happens.

A hazard is any thing that has the potential to cause harm. To further illustrate this, think of a kitchen knife for instance. The kitchen knife's potential harm could be a minor cut that would need gauze or a plaster. The risk level is the product of the likelihood of the harm and its potential severity. A high risk is one where an accident is very likely to happen that may lead to serious injury or even death. On the other hand, a low level risk is the one where an accident is unlikely to happen or would only result to minor injury. A medium level risk is in between those two.

With the use of a risk assessment form, you can calculate the risks and direct attention and resources to where they are most needed. This is to prevent injuries or ill-health. This kind of form is available in your company. However, if you want to get a broader idea of what it is, you may easily check the Internet for different templates for risk assessment.

There are five keys in a form for risk assessment:

1. Identifying the hazards.

2. Knowing who may be harmed and how.

3. Identifying what you are already doing and what further significant actions may be done.

4. Working on how to put assessment into action.

5. Review.

Learn more about Risk Assessment Form, please visit http://www.gsyywz.com/general/from-a-risk-assessment-form-to-a-safer-workplace/

Article Source: http://EzineArticles.com/?expert=Pinky_Savika

Selasa, 01 Desember 2009

Keep a Torch at Hand - It Could Save Your Life

Torches are so common these days - you can get them from almost any type of shop including the local grocers (yes, I've seen them next to the carrots!), but do you have one in the office and does everyone know where it is? More importantly, does it have batteries? Do you know it will switch on if needed?

Because torches are now so common, we've almost become throw-away in our attitude to them and so we know they're about but we don't actually discover they don't work until we come to use them.

There are many reasons why we might need them too, so it's best to keep one close at hand. As we move into winter, they become even more useful as a power cut in the afternoon could very easily plunge the office into darkness.

Even though most offices will now have emergency lighting that will come on in the event of a fire or other disaster, there is every chance it could fail too. If there's no power at all, your lights will go off and the emergency ones may only last for a short while as the batteries run down.

Also, if you suffer a flood (ever more common these days), would you really want to be walking around in pools of water with electricity running? It's usually the first thing to be switched off when the fire brigade turn up so you'd better be ready, and a bunch of candles won't help too well either.

Luckily, there are so many options available that it really is no excuse not to have some kind of torch at easy hand in the workplace.

As with most areas of the workplace these days, they've also become extremely efficient and with the advent and lower cost of LED technology, they not only last longer but they also take less power to run and so you will very rarely find yourself without power when you need it most.

They are also extremely robust and many of the better torches will boast a high water-resistance and in some cases full water proofing.

For a massive range of office products check out The Office Supplies Supermarket which contains the details of over 50,000 items together with an extensive FAQ section so you are never lost or misinformed.

You can also get a wide range of health and safety equipment from their new store that also provides reams of information about the latest in environmental and safety related items.

Article Source: http://EzineArticles.com/?expert=Alan_Trescott